TOKOH PEREMPUAN PEJUANG AGAMA ISLAM DI KECAMATAN GONDANG
![]() |
HJ. MUSLIKAH MANAN |
TOKOH PEREMPUAN PEJUANG AGAMA ISLAM DI KECAMATAN GONDANG
Kecamatan Gondang adalah sebuah daerah kecamatan yang
terletak di wilayah Kabupaten Nganjuk sebelah utara, konon daerah Nganjuk utara
khususnya Kecamatan Gondang merupakan daerah yang terkenal gersang serta sangat
minim dengan pengetahuan agama islam semua itu terlihat dengan adanya taraf
ekonomi masyarakat yang lumayan rendah serta tempat – tempat ibadah yang sangat
sedikit sekali bahkan kemaksiatan masih merajalela serta tradisi budaya atau
kepercayaan non islami yang masih sangat
kental diikuti oleh masyarakat.
Tetapi kondisi sekarang ini sudah semakin membaik serta jauh
berbeda dari pernyataan tersebut baik dari segi perekonomian maupun yang lain
khususnya dibidang syiar agama islam, itu dibuktikan dengan banyaknya didirikan
tempat - tempat ibadah serta banyaknya kegiatan - kegiatan islami disetiap desa
bahkan sekarang ini sudah mulai banyak bermunculan para Hafidzoh. Semua itu tak
lepas dari gigihnya para tokoh penggerak perjuangan agama islam didaerah itu
dan salah satunya adalah Ibu Nyai Hj. Muslikhah Manan.
Ibu Hj. Muslikhah Manan lahir di Nglaban Patianrowo pada
tanggal 14 Agustus 1944, beliau merupakan anak pertama dari 11 bersaudara dari
pasangan Bapak H. Moh. Tajwid dan Ibu Hj. Siti Fatimah. Beliau Adalah seorang
isteri dari seorang Kyai dari Desa Sanggrahan wilayah Kec. Gondang sebelah
timur yang bernama KH. Abdul Manan (Alm) dan Beliau adalah salah satu dari
sosok ibu Nyai di Kecamatan Gondang yang
sangat mulia, gigih dan tak pernah kenal lelah dalam memperjuangkan syiar
islam, beliau memiliki cita-cita yang sangat luhur yaitu ingin meneruskan
perjuangan Nabi Muhammad SAW. Dengan menyebarkan Agama Islam yang lebih luas di
lingkungan tempat tinggalnya.
Semenjak kecil Ibu Hj. Muslikhah mengawali pendidikannya di
sekolah SR/SD di Patianrowo setelah lulus kemudian beliau melanjutkan studinya
dengan mondok di pondok pesantren DARUL ULUM Jombang dan bersekolah MTs di
dilingkungan pondok tersebut juga, setelah tamat beliau melanjutkan di MA
Mu’allimat yang ada di lingkungan pondok tersebut pula setelah tamat dari
aliyah beliau pulang ke kampung halamannya dan ikut mengajar di MI yang
terletak di Ds. Sugih Waras Kec.Patianrowo Nganjuk, dan pada waktu itu beliau
mengikuti ujian CPNS dan pada akhirnya
beliau diterima untuk menjadi PNS Guru PAI serta ditempatkan di SD Sanggrahan
Kec. Gondang.
Setelah beberapa tahun bertugas di SD Sanggrahan tersebut
beliau menikah kemudian beliau bersama suami diberi amanat oleh ayah mertuanya
sebidang tanah untuk tempat tinggal beliau serta untuk tempat ibadah dan atau
kegiatan penyebaran agama islam dilingkungan tersebut yang pada saat itu daerah
tersebut masih terkenal dengan daerah angker dan masyarakatnya terkenal ABANGAN
( tidak mengenal ajaran agama islam sama sekali ) yang bertempat di Ds.
Sanggrahan tersebut juga sampai sekarang, dan dari hasil pernikahan itu beliau
mempunyai anak sebanyak 5 orang 2 putra dan 3 putri.
Setelah beberapa tahun tinggal disitu tepatnya pada tahun
1967 beliau bersama suaminya mendirikan sebuah Madrasah yang diberi nama DARUL
ULUM dan tersebut diambil dari nama tempat dimana dia menimba ilmu diwaktu
aliyah dengan tujuan ingin meneruskan dan mengembangkan nama tersebut agar
tetap abadi sepanjang masa, setelah berjalan dari tahun ketahun beliau bersama
masyarakat bahu membahu mengembangkan madrasah tersebut dan sampai sekarang madrasah
tersebut berkembang sangat pesat sampai menjadi pondok pesantren dan salah satu
tempat pendidikan formal yang berbasis agamis di kecamatan gondang.
Dilingkungan madrasah itu sekarang terdapat pendidikan formal dan non formal
yang meliputi TPQ, MADIN, PAUD, RA, MI, dan
MTs
Dalam merintis madrasah tersebut beliau masih dibebani
dengan keberhasilan dari pendidikan putra putrinya tetapi dengan adanya
perjuangan dan do’a akhirnya pendidikan ke lima putra putrinya pun berhasil dan
semuanya bergelar sarjana bahkan dua putrinya hafidzoh dan putra pertamanya
bergelar Doktor serta sekarang menjadi wakil rektor di salah satu perguruan
tinggi negeri.
Figur suri tauladan keberhasilan perjuangan beliau tidak
hanya terlihat dari sisi dalam lingkungan tempat tinggalnya saja sebab beliau
belum merasa puas akan cita – cita yang sudah di dambakan dan beliau pun
merintis syiar islam ke berbagai daerah atau desa sekitar tempat tinggalnya dan
dapat berjalan sampai saat ini sedangkan kegiatan - kegiatan yang dirintisnya
dan menjadi sesepuh dari kegiatan itu antara lain :
1. Pengajian
ibu-ibu di setiap desa
2. Pengajian
Muslimat Kecamatan Gondang
3. Pengajian
Fatayat Kecamatan Gondang
4. Semaan
Hafidzoh se Kecamatan Gondang
5. Ziaroh Auliya’
Rutin di lingkungan dan sekitar tempat tinggalnya
6. Pengajian
perangkat desa se kecamatan Gondang
Beliaulah merupakan satu – satunya figur pejuang syi’ar
islam yang tak kenal lelah meskipun dengan keadaan yang sudah renta dan sakit-
sakitan beliau tetap terus berusaha semaksimal mungkin agar kegiatan yang
membawa syi’ar islam di kecamatan Gondang tetap eksis dan lebih maju di masa
mendatang, Begitulah kiprah beliau yang sangat mulia dapat dirasakan sampai
saat ini dan dapat kita jadikan contoh suri tauladan bagi kita semua, semoga
semua perjuangan beliau di catat oleh Alloh sebagai jariyah yang sangat berguna
bagi kita semua dan semoga di masa mendatang akan muncul pengganti beliau yang
membawa syi’ar islam di kecamatan Gondang akan lebih baik lagi. Amiiiiin.
Tulisan ini termasuk pemenang juara 2 tingkat Kabupaten Nganjuk dalam perlombaan “ Lomba Menulis Populer “ yang di tulis oleh Sri Handayani dari Fatayat Ranting desa Ketawang Ancab Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk.
Smkin cinta sma bu nyai klo tau perjuangan beliao
BalasHapussemoga panjang umur mbah bu,sehat selalu.kita semua masih butuh bimbingan njenengan. .
BalasHapus