MTs. Darul Ulum Gondang - Nganjuk - Jawa Timur

JERAPAH YANG SOMBONG

 

Pada suatu hari terdapat 3 teman sejati yaitu kancil, domba, dan gajah.  Mereka selalu bersama, seperti saat ini mereka sedang ditepi danau sedang meminum air, dan tiba-tiba ada jerapah. “awas minggir” kata si jerapah. Jerapah megusir 3 binatang yang sedang minum dipinggir danau tersebut. Kalian sema menganggu milikku. Kancil pun berbisik mendengar teriakan jerapah.

“memangnya danau ini milik dia sendiri?” Kata si domba.

“hei, nanti kamu ditendang lagi seperti waktu itu” kata gajah dan kancil

“ah aku ini memang ganteng, badanku bagus, leherku jenjang, kuku ku bagus, bulu ku halus” kata si jerapah. Memandang pantulan dirinya di air danau yang jernih. Wajahku apalagi selalu bersih. Lalu mencela 3 ekor binatang yang sedang menunduk. “memangnya kalian? Lihat deh, sudah tidak tinggi badan kasihan kotor isssh !! Apasih kelebihan kalian?” Kata jerapah.

“padahal aku sudah haus” bisik si kancil gelisah telah menunggu sekian lama dan jerapah belum selesai minum.

Ini bukanlah kali pertama jerapah bertindah semena-mena kepada mereka bertiga. Si jerapah pernah menendang domba saat domba menegurnya karena si jerapah menggosokkan kukunya ditumpukkan bulu domba.

Domba awalnya akan memberikan bulu itu untuk alas tidur untuk beberapa anak harimau yang baru lahir. Karena ulah jerapah bulu-bulu domba itu menjadi kotor dan domba batal memberikan bulunya. Jerapah juga pernah memakan rumput yang dikumpulkan oleh kancil tanpa izin lalu meninggalkan tempat itu dalam keadaan berantaka. Jerapah juga pernah dengan sengaja menumpahkan susu yang dikumpullkan gajah.

“dia selalu semena-mena dan menghina kita” bisik kancil. Kemudian datanglah si gajah. Tanpa izin dia mendekat lalu menyeruput air danau. “aaah segar sekali”.

“hei, apa yang kamu lakukan? Ini danauku. Tidak boleh ada yang meminum saat aku minum”, jerapah berkata dengan sewot

“hah, siapa bilang?” Sanggah kancil. “danau ini ada ditengah hutan dan aku tidak melihat papan tulis jika danau ini milikmu”. Jadi semestinya semua boleh meminumnya”

“kamu binatang kecil, jelek, kotor yang menjengkelkan!” Seru jerapah. “aku bisa menendangmu atau menaruh dirimu diatas pohon yang tinggi dengan kepalaku”

“ya, kamu sangat tinggi. Tapi aku tidak yakin jika kamu bisa berlari cepat menangkapku” tantang si kancil

“jangan menantang, kau akan menyesal kancil!” Jerapah berteriak marah

“ayo buktikan, kejar aku sekarang” seru si kancil

Jerapah berjalan mendekat dan kancil mulai berlari. Namun kancil berlari sangat kencang melewati batu, pohon, menyeberangi sungai dengan kelincahannya. Walaupun kakinya sangat panjang. Namun jerapah agak kesulitan mengejar kancil, sebab lehernya yang tinggi membuat dia kesulitan melihat kebawah sehingga ia sering kesandung. Kadang lehernya juga tersangkut oleh dahan tinggi, lalu sampailah kancil ke sebuah gua, ia pun masuk kedalam. Jerapah menyusulny. Semakin dalam, semakin gelap dan sempit. Bantuan stalaktit diatap gua menusuk-nusuk wajah dan kepla jerapah.

“aduduh, kepalaku!” Jerit jerapah dan ia berhenti masuk gua. “tolong aku kesakitan” jerit jerapah.

Kancil berhenti ia berbalik arah untuk mencari jerapah

“aduh, kau menginjak badanku” seru jerapah. Karena ia terbaring sementara kepalanya berdarah. “maafkan aku, disini gelap sekali” kata si kancil. “ayo, aku bantu kau untuk berdiri dan menuju ke cahaya itu” kata si kancil. Cahaya kecil itu adalah tempat mereka masuk gua. Kancil memapah jerapah keluar dari gua. Rupanya diluar sudah ada domba, gajah, dan babi menunggu. “teman kalian ini memerlukan pertolongan pertama, adakah yang bisa?”

“aku bisa” kata gajah

“aku akan mengambilkan air untuk membersihkan luka-lukanya” kata si babi

“dan aku akan mengambilkan bulu domba untuk menutupi lukamu” kata si domba.

“kenapa kalian baik sekali?” Tanya jerapah sambil menangis dan wajahnya mengeluarkan darah

“padahal aku sombong dan semena-mena kepada kalian”

“Ya, memang kamu sombong terhadap kami” kata gajah. “tapi dalam keadaan luka begini dan kamu membutuhkan pertolongan, tidak mungkin kami tinggalkan jika kami bisa menolongmu”

“ya dirimu tinggi, kamu bisa mengambil sesuatu dari tempat tinggi, sementara jika kamu pendek, kamu bisa mudah melihat hambatan dibawah. Setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangannya, jadi kita harus saling bekerja sama, bukan malah menghina” kata kancil

“nah, kamu sudah ditangan yang tepat jerapah. Aku pamit pergi dulu ya” kata si babi

“aku minta maaf atas kesombonganku, ya” kata jerapah

“mulai sekarang, mari kita berteman”

Domba, kancil, dan gajah tersenyum mengiyakan.


Karya : Mariska dan kawan kawan

Related Posts :

0 Response to "JERAPAH YANG SOMBONG"

Posting Komentar